Semua Pasti Berlalu (Everything is temporary) || #curahanhati
"Percayalah bahwa semua hal yabg menyakitkan ini pasti akan berlalu."
Assalamualaikum, kawan...
Smoga tulisan ini menemukan kamu pada waktu yang tepat. Meski itu satu bulan, atau bahkan satu tahun setelah tulisan ini dibuat. Semoga kamu selalu semangat dan diberi kelapangan hati untuk menerima segala karunia-Nya ya.
Ya, hari ini aku memutuskan untuk menulis ini disini. Meski harus beberapa kali berpikir, karena biasanya aku menuliskan hal semacam ini di buku jurnal pribadiku. Namun biar, kali ini aku ingin berbagi padamu yang sudah menjadi kawan sejak aku mengucapkan salam di awal artikel ini. :)
Di dalam hidup ini tidak mungkin kita tidak pernah diberi ujian oleh Allah. Semua orang pasti pernah, termasuk aku dan kamu juga. Hidup ini memang penuh dengan ketidak pastian, makanya kita dianjurkan untuk berpegang teguh pada pedoman hidup yang sudah pasti. Yaitu Allah dan Al-Qur'an. Ya, hidup ini memang tidak pasti. Bisa jadi hari ini kita tertawa, tapi tidak tau besok hari kita akan menangis, dan esok lusa kita akan biasa saja. Kita tidak pernah tau.
Namun tidak jarang ketika kita diberi ujian, kita merasa bahwa sakitnya tidak berkesudahan. Pergi satu cobaan, datang lagi cobaan yang baru. Selesai satu masalah, muncul lagi masalah baru. Rasanya seperti berjalan di jalan yang tiada ujungnya. Disini pentingnya kita selalu berprasangka baik kepada Allah. Aku tau tidak mudah, makanya kita perlu belajar untuk berprasangka baik.
Aku merasa di tahun 2023 ini adalah tahun yang cukup berat. Ujian rasanya terus datang silih berganti. Dari berbagai aspek di dalam hidup ini. Salah satunya adalah ujian keuangan.
Bagimu yang belum tau, aku sudah tidak bekerja sebagai karyawan sejak tahun 2020. Alhamdulilah masih menjalankan usaha pribadi dan membantu usaha keluarga hingga hari ini. Namun sama seperti usaha-usaha di luar sana. Pasti ada saat-saat di atas maupun di bawah. Tak terkecuali usahaku yang sudah hampir 3 bulan ini mengalami penurunan omset secara drastis. Bahkan grafiknya menurun tajam. Ada apa? Dan dari sana tentu sudah bermunculan berbagai analisa dan spekulasi dari orang-orang terdekat. Macam-macam, namun kembali lagi kita hanya bisa berusaha sebaik-baiknya.
Kadang ada hari-hari semuanya terasa berat. Namun tembok pertahananku hanya bisa runtuh ketika aku bersujud di atas sajadah. Karena seburuk apa kondisinya, kita harus tampilkan kondisi terbaik kita. Kalau kata anak-anak jaman sekarang kena mental. Ya, kurang lebih seperti itu jika ingin kugambarkan kondisinya. Tapi Alhamdulilah ternyata aku tetap tidak luput dari kasih karunia-Nya, yang membuat aku tetap mampu bertahan meski rasanya sudah tidak keruan.
Dan sejujurnya baru kali ini aku merasakan betul pahit dan pedihnya penghinaan. Tapi aku selalu percaya seseorang itu ada waktunya, meski aku tidak mengatakan ada jaminan bahwa kehidupan akan terus mudah kedepannya. Namun yang aku percaya, kita akan semakin kuat apabila kita selalu mau belajar. Alhamdulilah di saat-saat terberat ini, karunia Allah yang tidak bisa luput dari pandangku adalah kehadiran orang-orang terdekatku. Salah satunya sahabat baikku yang selalu mengatakan kalimat-kalimat menguatkan saat aku sudah ingin menyerah.
Sahabat baikku itu berkata bahwa "Ingat bahwa kamu memulai ini semua dari nol, kamu berusaha memperkenalkan produkmu kepada orang-orang yang mulanya tidak tau. Aku melihat proses itu hingga hari ini, kalau kamu menyerah hari ini. Masak kamu cuma mau ngerasain pahit-pahit dan susah-susahnya aja." Setiap kali aku ingin menyerah, aku teringat kalimat dari sahabat ku itu. Dan kembali percaya bahwa semua pasti akan ada ujungnya, apapun buah baik yang kita tanam hari ini kita pasti akan menuai buahnya di kemudian hari. Entah dalam bentuk apapun, tapi yang aku percaya itu pasti terbaik menurut-Nya.
Yang orang kira enak jadi pengusaha, waktunya lebih fleksibel. Tapi yang jarang orang tau adalah kita selalu berkawan dengan ketidak pastian. Yang orang kira kita bisa bekerja sesuka hati, kenyataannya kita bekerja dari bangun pagi sampai malam kita tidur lagi. Jangan berharap work-life balance, karena itu hanya berlaku ketika usahamu sudah mampu menghidupimu sepenuhnya. Karena bagiku pengusaha itu "kudu wani poso". Kita harus berani puasa, dalam arti sesungguhnya maupun tidak. Termasuk ketika orang lain mungkin bisa menikmati hidupnya dan bersenang-senang hari ini, kita harus menahan diri dan tidak mengikuti arus yang tidak menguntungkan bagi kita maupun bagi usaha yang kita jalani hari ini.
Meski bertahan itu pasti tidak mudah, berjuang juga seringnya susah. Ibu juga selalu bilang bahwa "apapun hasilnya nanti, kamu harus terus berjalan di jalur yang sudah kamu pilih. Meski pada akhirnya hasilnya tidak sesuai harapan, tapi yakin bahwa itu sudah keputusan paling baik dari Allah." Karena kita pasti akan berhenti jika sudah waktunya berhenti, entah karena perjuangan kita yang sudah selesai. Atau kita berhenti karena ada tempat lain yang menurut Allah lebih baik dan lebih layak bagi kita.
Tentu tidak cuma sekali dua kali aku mengalami kondisi perasaan yang naik turun. Kalau boleh dibilang bisa mengarah ke depresi. Karena jujur memang seberat itu. Namun lagi dan lagi aku masih ditangkap oleh kasih dan karunia Allah Yang Maha Luas. Dan satu lagi kalimat yang menggugahku dari orang terdekatku. Orang istimewa ini mengatakan bahwa "tidak apa apa sedih, tapi jangan pernah menyerah dan harus tetap semangat."
Jadi yang aku dapat simpulkan dari cerita tahun ini adalah meski kita terus diuji dan jatuh berkali-kali, kita harus terus berprasangka baik pada Allah dan rencana-Nya. Kita jadikan titik nadir ini saat yang tepat untuk perbaikan diri. Meski kita diberi keterbatasan di beberapa aspek dalam hidup kita, kita harus luaskan pandangan kita untuk melihat jalan, kesempatan dan peluang yang baru.
Terakhir aku ingin menuliskan sebuah kutipan yang sudah ribuan kali kita dengar. Bahwa "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kadar kesanggupannya." (Q.S AL - Baqarah : 286)
Jadi bukan ujian yang semakin besar dan berat, namun Allah tau kita sudah semakin kuat.
Salam hangat,
Dewi ♡
Komentar
Posting Komentar