Melewati #KrisisMental 2021 dan #CeritaBarengSahabat

 

"Apa yang kita lihat di social media seseorang, belum tentu merepresentasikan 100% hidup orang tersebut"


Ya, aku cuma pengen bilang bahwa apa yang kamu lihat di sosmedku belum tentu merepresentasikan diriku secara 'clear'. Pada kenyataannya aku ingin dikenal sebagai seorang pribadi. Aku dengan ketidak sempurnaanku tentunya. Aku manusia biasa, masih banyak kurang dan salahnya. I mean don't expect tomuch on me


Karena banyak beberapa teman yang baru mengenalku dan mereka mengatakan bahwa "Dewi adalah orang yang apa-apa harus mewah." The answer is, NOPE! Di feeds IG ku memang ada beberapa post yg menunjukkan aku dan teman-temanku just visit the coffee shop or restaurant. Let me answer that statement….


Kita semua perempuan yang mencari uang 24/7, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kita sendiri. I paid my own bills, and they too. Dari keseluruhan waktu kita untuk kerja, tentunya nggak salah dong kita sekali-kali beli makanan yang enak. Beli lipstik atau baju yang kita suka, pergi ke tempat-tempat yang asik dan bikin kita happy. Kita berhak membahagiakan diri kita sendiri dengan uang hasil kerja keras kita sendiri untuk diri kita sendiri. Karena sebagian dari kita berlima masih single. Hehehe you don't wanna date us?? 


So, bukannya kita bermewah-mewah tanpa alasan jelas. Alasannya jelas karena kita pantas mendapatkan itu, setelah kerja keras selama 24/7. Women pride!!


Selain itu karena aku merasa mereka (teman-temanku ini) menggerakkan hidupku sedikit demi sedikit. Dalam waktu yang lama aku menjadi orang yang nggak mudah terbuka dengan orang lain. Buatku nggak gampang untuk bercerita, ketawa bareng-bareng, sekadar nongkrong cerita kosong, atau ledek-ledekan. Bukan hal yang mudah sebelumnya. Sampai aku bertemu kawan-kawanku, Linna, Tika, Dinda dan Mbak Ani. Mereka orang pertama yang membuat aku merasa 'oh ternyata aku bisa juga ya berteman'. Sebegitunya.


Kita berlima sebenarnya memiliki background yang sama sekali berbeda. Memiliki kesukaan yang berbeda dan punya goal yg tidak ada kemiripannya sama sekali. Kita hanya senang bertukar cerita, nggak jarang malah diledekin, itu cara untuk menghibur jika salah satu dari kami ada yg terluka. 


Buatku mereka adalah orang pertama. Karena sejujurnya dalam waktu yang sangat lama aku merasakan perasaan yang cukup rumit tentang sebuah pertemanan, tentang berbagi, tentang bagaimana berempati terhadap orang lain.


Pertemanan kita tidak semulus itu. Karena memang tidak ada pertemanan yang sempurna. Aku mengalami krisis mental. Sebelumnya aku merasa aku harus begini aku harus begitu aku harus bla bla bla...untuk diterima. Bahkan untuk melakukan/rela membeli sesuatu yang sebenernya aku tidak mampu.


Saat aku mengalami masa-masa sulitku dalam finansial dan bahkan mental juga. Aku merasa aku butuh waktu untuk sendiri. Sempat hampir 6 bulan aku tidak bertemu dengan mereka pada suatu masa. Sebenarnya masalah bukan ada pada mereka, tapi sebenarnya pada diriku pribadi. Nggak jarang aku ngerasa tertinggal dari mereka. Mereka begitu bersinar dalam cara mereka masing-masing, kadang aku merasa tertinggal jauh dan masih bukan apa-apa. And I reject them when they call me to hangout.


Setelah drama batin.....


Akhirnya kita bertemu semua bertemu. Tika pulang dari Cilacap beberapa hari lalu. Kita berlima + Mbak Nana (kakak Dinda) bertemu di salah satu coffee shop di salatiga. Tempatnya outdoor, cukup nyaman + live music. Semoga kita bisa segera bertemu lagi. Hehehe


Saat ini aku masih dalam proses recovery (pemulihan), setelah aku dihajar habis-habisan oleh ekspektasi diri yang melelahkan. Aku membenahi diriku dengan membaca banyak buku self development, mengganyang video-video Satu Persen di YouTube yang kurasa cukup relate. Aku merasa sangat terbantu dan merasa lebih baik saat ini. :)


Then enough my story this day, God Always Bless us.. 


Dan emoga kita semua sehat selalu,


Dew.


Komentar

Postingan Populer