#KebiasaanMenulis
Menulis...
Ada nggak disini yang suka menulis? Menulis apapun : misal catatan harian, journal, diary, puisi, atau mungkin bahkan draft cerpen atau buku.
Menulis adalah aktivitas menuangkan pikiran ke dalam bentuk tulisan. Agar mudah dipahami dan informasi dapat tersampaikan kepada orang yang membaca. Kata orang tulisan adalah salah satu cara kita dapat mengabadikan moment, tulisan juga dapat menjadikan karya menjadi abadi. Abadi di dalam kata.
Menulis membuat kita belajar untuk jujur, kepada orang lain dan terutama kepada diri kita sendiri. Entah sudah sejak kapan aku begitu gemar menuliskan isi hati dan kepalaku. Tapi yang menjadi penanda bagiku dulu pada masa sekolah dasar ada sebuah sinetron yang cukup nge-trend di Indonesia. Kalau tidak salah berjudul "Buku Harian Nayla". Sinetron ini mengisahkan tentang seorang gadis SMA bernama Nayla yang divonis mengidap penyakit ganas yakni Ataksia Spinoserebelar. Semasa hidupnya, Nayla pun menuliskan kisahnya dalam buku harian agar orang-orang di sekitarnya dapat mengenangnya setelah ia tiada nanti.
Kupikir seru juga ya bisa menuangkan isi hati ke dalam tulisan. Lalu aku mulai menulis buku harianku sejak kelas 4 SD. Tentu saja isinya sangat tidak beraturan, terkadang tentang kejengkelanku terhadap teman sekelasku. Terkadang karena kejadian buruk hari itu. Terkadang tentang seseorang yang aku suka. LOL!! Aku masih SD, tapi siapa sih yang jaman SD-nya nggak suka-sukaan lucu sama teman sekolahnya? Tapi nahasnya adalah kerahasiaan buku itu terendus oleh kakak laki-lakiku. Girang pula kakakku dibuatnya, dijadikannya aku bulan-bulanan di rumah. Telah ia lucuti tiap lembarnya, tentang Si Anu yang ganteng luar biasa, tentang Si Anu yang tadi pagi berpapasan denganku dan kami saling bertukar pandang. Demi langit dan bumi, sumpah aku marah-marah tak keruan karena merasa malu dan merasa area teritoriku telah dicampuri.
Maka sejak hari itu aku tau harus menyimpan buku harianku dimana. Aku simpan jauh dibawah kolong lemari baju, tempat yang tak mungkin terpikir olehnya. Sang pelanggar privasi -__-
Saat SMP aku sudah mulai mengenal jenis-jenis tulisan. Ada novel, ada puisi, ada cerita pendek, ada yang genre fiksi ataupun nonfiksi. Pada saat itu dengan secarik kertas dan bolpoin standard aku menuliskan cerpen-cerpenku. Yang sebagian besar sebenarnya hanya hasil dari khayalanku bersama dengan orang yang aku sukai di masa itu. Namanya anak baru saja puber, sudah mulai sok cinta-cintaan. Tapi tidak seorangpun kubiarkan membacanya karena aku sangat malu.
Namun kegiatan tulis menulisku ini sempat berhenti berkali-kali. Sebenarnya bukan berhenti, hanya saja waktu menulisku saja yang tidak beraturan. Ternyata itu sudah terjadi begitu lama, dan kebiasaan ini semakin lama semakin melekat ke dalam diriku. Sampai hari ini pun aku masih setia dengan buku harian. Segala pikiran dan perasaan aku tuangkan ke dalamnya. Baru beberapa tahun terakhir aku mulai merambah ke dunia digital.
Pada tahun 2015 aku sering menulis cerpen di website kompasiana. Disana kita bebas menulis apapun yang sopan dan bermanfaat, tentu sudah ada pembacanya disana. Memang disana wadah tempat orang yang senang membaca dan menulis. Aku sangat gembira karena di antara cerpen-cerpen yang aku buat ternyata menarik hati para pembaca. Mereka mengomentari dan memberi masukan yang membuat aku luar biasa semangat dan bahagia.
Kalian boleh membacanya jika tak keberatan, berikut linknya :
https://www.kompasiana.com/romansapagi
Tapi namanya juga kegiatan kreatif, membutuhkan perasaan dan mood yang bagus untuk melakukannya. Saat ini aku belum bisa jika harus dituntut untuk membuat cerita pendek lagi. Selain karena laptopku juga sedang rusak dan tidak dapat dipakai sama sekali. Karena entah mengapa aku bisa mewujudkan cerita pendek atau draft tulisan apapun hanya melalui laptop. Mungkin karena space yang tak terbatas dan mengetiknya juga jauh lebih cepat bila menggunakan laptop. Membuat proses kreatif itu mengalir dengan sendirinya. Karena sudah aku coba berkali-kali dengan menulis tangan ataupun menggunakan handphone. Tetap tidak bisa. Jadi ya untuk saat ini produksi cerpennya sedang terhenti. Hehe
Tapi dalam daripada itu semua, menulis membuat aku merasa jauh lebih sehat secara mental. Karena seperti yang aku bilang tadi bahwa menulis adalah cara kita belajar jujur kepada orang lain dan terutama diri kita sendiri. Aku tidak menampik jika dibilang tulisanku ingin dibaca oleh banyak orang. Aku sangat ingin. Tapi untuk saat ini cukuplah aku menulis untuk diriku sendiri. Apabila secara tidak sengaja ternyata tulisanku bermanfaat pula bagi orang lain, Alhamdulilahhh. Sungguh Tuhan tak pernah kurang cara bila sudah ingin menyentuh hati manusia.
Demikian cerita hari ini,
Semoga kalian selalu dalam kondisi sehat yaa ^_^
Salam,
Dew
Komentar
Posting Komentar